Masih tidak percaya & tidak yakin...dalam kurun waktu 12 hari mas sigit & ibu meninggalkan kami.
Kalau waktu bisa diputar balik....banyak kemauan yang ingin dikerjakan....ingin mendampingi ibu disaat-saat terakhirnya, membimbing & melantunkan doa2 ditelinganya, menenangkan hatinya dengan menggenggam tangannya & mengusap-usap punggungnya, menyuapi makanan kesukaanya, pamit kemana pun aku mau pergi untuk mengambil obat di apotik, mengambil hasil laboratorium, mengurus administrasi, mengurus BPJS, mencari Rumah Sakit dll dll tapi semuanya hanya penyesalan
Ada saja penyesalan berdatangan....kenapa tidak mensholatkan ibu di mushola,/ masjid, mengunjungi makam mas sigit & ibu lagi saat akan balik ke bekasi, memastikan anak2 ibu tetap di Yogya sampai hari ketujuh meninggalnya ibu untuk rutin mengaji surat yasin, mendampingi bapak menyalami tamu2 yang mengucapkan duka cita.
Masih teringat ketika Selasa 12 Mei 2015 jam 19.00 an, pakdi menelpon agar segera ke Yogya untuk menjenguk mas Sigit yang sudah 2 minggu ini sakit, masih teringat ketika tak lama setelah pakdi menelpon, ada telepon dari mba Ut mengabari sakitnya mas Sigit, masih teringat ketika buru2 menelpon mas Wawan dan langsung nyambung & diangkat mas Wawan untuk janjian ketemu di Yogya menjenguk mas Sigit, masih teringat ketika memaksa mbak Emi segera ke bekasi untuk gantian merawat ibu, masih teringat ketika menelpon bapak agar sabar & tidak marah kepada pakdi yang membawa mas Sigit ke RS Bethesda (bukan ke RS PKU) karena mas Sigit kondisinya kritis......semuanya seperti mimpi karena pada Rabu 13 Mei 2015 jam 10 an pagi mbak Ut mengabari Mas Sigit sudah menghadap Alloh SWT.
Masih teringat ketika pamit sama ibu akan ke Yogya karena ada perlu sekalian menengok mas Sigit & ibu pengin ikut, masih teringat ketika ibu latihan pipis di kamar mandi karena akan ditinggal ke Yogya, masih teringat ketika tiba2 mengajak ibu ikut ke Yogya dengan tetap tidak bercerita alasan tiba2 ibu diajak ke Yogya, masih teringat ketika meredakan kekesalan ibu karena dibawa muter2 ke Bantul mencari rumah mbak Ut, masih teringat ketika membujuk ibu untuk mampir ke rumah mbak Ut, masih teringat ketika menyampaikan berita kepergian Mas Sigit, masih teringat ketika menghibur ibu atas kepergian mas Sigit, masih teringat ketika menuntun ibu mendoakan mas Sigit dengan doa Al-Fatehah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas baik ketika di makam, ketika ibu menangis karena teringat mas Sigit.
Semuanya bagai mimpi....inikah rancangan rencana terbaik dari Alloh SWT, inikah cerita misteri yang kita tidak bisa memprediksi sebelumnya.
Masih teringat 3 bulan yang lalu, saat pernikahan Anggi di bulan Februari 2015 di Yogya, mas Sigit masih gemuk & gagah, mas Sigit berjanji akan berusaha melunasi pembelian rumah, mas Sigit membelikan soto daging untuk makan malam....semuanya dalam kenangan indah
Masih teringat ketika aku menyuapi ibu dengan semua menu di pernikahan Anggi,,,,wedang ronde, sate ayam, mi oriental, es teller, es fanta. Masih teringat waktu berangkat ke Yogya bertiga dengan naik Commuterline ke Senin transit di manggarai, naik KA ke Yogya, masih teringat makan pop mi, krupuk ikan, soto ayam, minuman kesayangan ibu setup jambu, masih teringat ketika beliin ibu bubur gudeg ayam untuk sarapan, masih teringat ketika balik ke Bekasi ibu makan nasi gudeg & peyek kacang, masih teringat ketika memapah ibu untuk bersiap2 turun dari KA, mengganti baju & pampers ibu yang basah kuyup, masih teringat ketika mambawa ibu berobat ke dokter Solihin & ibu tersenyum lega karena sembuh dari sesek karena kecapekan perjalanan ke Yogya.
Masih teringat ketika dibulan2 akhir hayat menyiapkan menu2 kesukaan ibu...soto ayam ceker & sayap, ternyata Alloh SWT maha berkuasa & mempunyai rencana terindah.
Masih teringat ketika berkabung meninggalnya mas Sigit....ibu dengan lahapnya memakan mi godog, ibu dengan lahap makan nasi gudeg, minum es cendol, es fanta, pop mi,
Masih teringat seminggu sebelum kepergian ibu, Senin pagi sampe bekasi ibu di lap mba Em & disuapin makan, Senin malam jam 22 an ibu aku papah masuk ke taksi untuk berobat ke dokter Solihin & memohon2 untuk diterima di bagian pendaftaran & diobatin, masih teringat ketika hari selasa belum sembuh seseknya & kembali ke dokter untuk kepastian/kelengkapan obat, masih teringat ketika hari Rabu ibu jalan kekamar mandi untuk mandi, masih teringat ketika menyuapi ibu seminggu penuh shari tiga kali sambil menuntun doa kalo ibu teringat mas Sigit, masih teringat ketika ibu pesan untuk disemayamkan di sebelah mas Sigit, masih teringat ketika ibu minta transfer ke mba Ida untuk Icha, masih teringat ketika hari Jumat ibu gak mau mandi, gak mau makan, batuk & muntah2, masih teringat ketika merangkul ibu dibecak dalam perjalanan berobat ke RS Budi Lestari, masih teringat ketika di UGD menandatangai untuk menolak mambawa ke ICU, menyetujui pemasangan kateter, menyetujui untuk memasang peralatan medis, masih teringat ketika 2 malam (malam sabtu & malam minggu) tidur di kursi panjang di ruang tunggu RS Budi Lestari, masih teringat ketika hari Rabu ibu masih berucap gak kerasan di RS, tenggorokan terasa haus, Masih teringat ketika membimbing ibu berdoaa, masih teringat ketika hari Sabtu mengurus rujukan BPJS ke Faskes tapi ditanggapi kurang nyaman baik di Faskes maupun di Bagian Admin & Bagian Ruangan HCU, masih teringat
ketika Minggu pagi diberitahu dokter untuk mencari ICU di RS lain, masih teringat ketika berdua ayah mencari ICU di RS Global, Bhakti Kartini, Bella, Rawa Lumbu, Anna, RSUD, Subki Kartini, Mekar Sari, Ananda, Medika Karya, dan terakhir di RSUD Cibitung. Masih teringat ketika melapor ke Suster untuk segera memindahkan ibu ke RSUD Cibitung, masih teringat ketika membawa ibu dengan naik ambulan ke RSUD Cibitung, masih teringat ketika membeli mi goreng, membeli sekotak aqua gelas, membeli beberapa cup pop mi, memfoto copi puluhan lembar KTP, karu BPJS & kartu RSUD, masih teringat ketika bolak balik mengambil hasil laboratorium karena hasil lab ibu diluar batas wajar, masih teringat ketika jam 23 an diberitahu dokter untuk mencari RS dengan fasilitas ICU untuk cuci darah, masih teringat ketika berdua ayah mencari RS untuk cuci darah ke RS Graha Juanda & RS Anna Medika, masih teringat ketika mba Em menelpon ibu dalam kondisi kritis, masih teringat ketika detik2 terakhir ibu menghembuskan nafas, masih teringat ketika rapat membicarakan petugas memandikan jenazah, masih teringat ketika deal dengan beaya ambulan & beaya memandikan jenazah, masih teringat ketika buru2 balik ke rumah untuk mandi & bersiap2 ke Yogya, masih teringat ketika berempat memandikan ibu, masih teringat ketika naik ambulan ke Yogya dari jam 7.30 sampai jam 17 dengan sirene yang selalu mengaung, masih teringat ketika sampai Yogya semuanya sudah siap ( tiker, makan malam, kursi, tenda dll dll), masih teringat ketika kirim pesan sms ke temen2 SMA, UPN, saudara2. masih teringat ketika temen2 SMA & UPN melayat dirumah, masih teringat ketika tidur bareng2 diruang tamu dan bangun subuh2 karena rombongan tetangga dari mushola mau mensholatkan jenazah, masih teringat ketika sehabis mandi pagi mendoakan surat Yasin yang terakhir untuk ibu, masih teringat ketika menerima ucapan dukacita dari saudara2, temen2 ibu di Amki, temen2 ibu arisan, tetangga & kerabat, masih teringat ketika mengajak saudara2/temen untuk mensholatkan ibu, masih teringat ketika mengantar ibu keperistirahatan terakhir, masih teringat ketika melihat Icha & salsa berdoa dipusara mas Sigit & ibu, masih teringat ketika berdoa & makan bersama untuk mendoakan ultah Gilang tanggal 25 & ultah mas Sigit tanggal 27 Mei, masih teringat naik bis kembali ke bekasi setelah puluhan tahun tidak naik bis bareng keluarga...SEMUANYA MASIH MELEKAT DI KEPALA
Kini semuanya harus berubah kearah kebaikan...sesuatu yang mas Sigit & ibu inginkan hanya doa, doa & doa...doa dikirim sehari lebih dari lima waktu, didoakan di masjid, bonus Doa Yasin setiap malam jum'at....In Sya Alloh sedekah atas nama mas Sigit & Ibu. Doa yang selalu aku panjatkan ....Ya Alloh...ampunilah semua dosa & kesalahan mas Sigit & Ibu, terimalah semua amal kebaikan mas Sigit & ibu, lapangkan kuburnya, ringankan hisabnya, berilah tempat yang layak disisi MU, berilah ketabahan, kekuatan & keikhlasan bagi anak, istri & saudara yang ditinggalkan. Aamiin YRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar