Rabu, 11 September 2019

PERBEDAAN SBR-ORI-SUKUK

Perbedaan SBR, ORI, dan Sukuk

SBR
  1. - Terbit pertama kali Mei 2014.
  2. - Jatuh tempo 2 tahun.
  3. - Pembelian minimal Rp 5 juta, maksimal Rp 5 miliar.- Tidak dapat diperdagangkan. 
  4. - Kupon mengikuti suku bunga LPS, minimal  8,75 persen.  
  5. - Kupon dibayar tiap bulan (tiap tanggal 20)
  6. - Kupon disesuaikan setiap tiga bulan.
Kelebihan SBR: tingkat kupon atau imbal hasil 8,75 persen. Besaran imbal hasil ini berfluktuasi sesuai dengan tingkat suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Maksudnya, jika suku bunga LPS naik, maka tingkat kupon akan mengikuti. Pada saat ditawarkan, suku bunga dasar SBR 001 adalah suku bunga LPS saat ini sebesar 7,5 persen ditambah spread 1,25 persen menjadi 8,75 persen. Sedangkan jika suku bunga LPS naik menjadi 8 persen, maka kupon SBR 001 ikut berkembang menjadi 9,25 persen. Namun, ini hebatnya, kalau sebaliknya suku bunga LPS turun menjadi 7 persen, kupon SBR 001 tidak akan lebih rendah dari angka 8,75 persen. “Floor rate tetap ada di 8,75 persen,”


Kekurangan SBR:  SBR harus dipegang oleh pembeli sampai dengan jatuh tempo, sedangkan
ORI dan Sukuk bisa dijual di pasar sekunder sebelum waktu jatuh tempo,

ORI / Obligasi Ritel Indonesia
  1. - Terbit pertama kali Agustus 2006.
  2. - Pembelian minimal Rp 5 juta, maksimal Rp 5 miliar.
  3. - Dapat diperdagangkan.
  4. - Kupon tetap 8,5 persen (ORI 010).
  5. - Kupon dibayar tiap bulan.

Sukuk Ritel / Surat Berharga Syariah Negara Ritel
  1. - Terbit pertama kali Februari 2009.
  2. - Jatuh tempo 3-3,5 tahun.
  3. - Dapat diperdagangkan.
  4. - Kupon tetap 8,75 persen (Sukuk 006). 
  5. - Kupon dibayar tiap bulan.
  6. - Memiliki transaksi atau akad syariah yang melandasi (underying transaction).  
Kelebihan SBR, ORI & SukukKekurangan dibanding Tabungan, deposito, asuransi & reksadana saham
Tabungan, deposito, dan asuransi merupakan jenis-jenis investasi yang popular & banyak diminati karena tergolong investasi berisiko rendah, meskipun imbal hasil keuntungannya rendah pula. Misalnya deposito yang mematok suku bunga sekitar 6-8% per tahun dan suku bunga tabungan sebesar 4-5% per tahun.

Sedangkan jika disimpan di reksa dana saham, risiko nya tidak ada jaminan mendapatkan pembagian dividen, keuntungan, dan kenaikan modal investasi. Selain itu, unsur risiko pasar seperti kondisi politik dan becana alam dapat mempengaruhi nilai reksa dana.